CK Cybers Time

Wednesday, June 6, 2007

Network Storage ( 2 )

Apa Saja Model dan Teknologi Storage?
Teknologi storage memang terus berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan digital. Dari perkembangan ini, saat ini tersedia tiga jenis model teknologi data storage yang banyak digunakan. Teknologi tersebut adalah Direct Attached Storage (DAS), Network Attached Storage (NAS), dan Storage Area Network (SAN).

Terlepas dari siapa yang terbaik, semua sistem ini memiliki kegunaan dan keunggulannya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan Anda. Teknologi-teknologi ini akan mendukung kebutuhan Anda dalam skema aplikasi dan lingkungan yang berbeda-beda.

Apakah Direct Attached Storage?
Sistem DAS ini merupakan teknologi yang paling sederhana dan paling umum digunakan di dalam berbagai kehidupan digital Anda. Sistem DAS ini akan banyak ditemukan didalam server-server, standalone PC, workstation, dan banyak lagi. Konfigurasi DAS yang umumnya terjadi adalah terdiri dari sebuah komputer yang terkoneksi secara langsung dengan satu atau lebih harddisk penyimpan data atau disk array. Dengan kata lain, PC atau perangkat komputer Anda langsung dipasangi satu atau lebih harddisk yang dapat diakses secara langsung untuk menyimpan dan membuka data Anda.

Jalur komunikasi yang digunakan antara PC dengan media penyimpanan ini adalah menggunakan sistem standar bus yang biasa digunakan untuk mengoneksikan antara harddisk dengan sistem komputer Anda, seperti misalnya SCSI, ATA, Serial ATA (SATA), dan Fiber Channel (FC).

Beberapa dari sistem cabling bus yang telah disebutkan di atas, memungkinkan untuk melakukan penyatuan beberapa harddisk menjadi satu. Yang paling umum digunakan dalam praktik sehari-hari di PC atau server sederhana Anda adalah menyatukan beberapa buah harddisk SCSI dengan interface dan sistem bus SCSI. Sistem sederhana seperti ini sudah dapat dikategorikan sebagai sistem DAS sederhana.

Contoh penggunaan lainnya adalah mengoneksikan PC atau server Anda ke sebuah perangkat media penyimpanan yang isinya terdiri dari banyak harddisk dengan menggunakan koneksi Fiber Channel. Di dalam perangkat media penyimpanan tersebut berisikan harddisk array yang dibuat menjadi satu kesatuan dengan sistem RAID, atau hanya sekumpulan harddisk biasa saja yang tidak disatukan. Sistem seperti ini juga termasuk dalam kategori DAS.

Penggunaan DAS dalam jaringan skala besar sangatlah luas. Sistem storage ini relatif cukup mudah untuk dimengerti, diinstalasikan dan dijalankan. Sistem storage ini juga relatif tidak mahal untuk dimiliki. DAS sangat cocok digunakan untuk kebutuhan sederhana yang tidak mementingkan penambahan kapasitas yang sangat banyak jika suatu saat dibutuhkan, tidak memerlukan administrasi yang rapi, tidak membutuhkan mekanisme back-up otomatis, performa, dan tingkat availabilitas yang tinggi. Dengan kata lain, DAS merupakan solusi sistem storage kelas low end atau kelas individual storage.

Sistem storage DAS ini sangat dan memang harus terikat pada PC atau perangkat komputer individual untuk dapat digunakan. Dengan demikian, DAS juga akan bergantung kepada sistem operasi dan performa dari PC yang membawahinya. Dengan demikian, DAS memiliki semua kelemahan yang ada pada PC tersebut. Performa dari sistem storage ini akan sangat bergantung kepada kecepatan proses yang dapat dilakukan oleh PC di atasnya. Jika lambat, maka sistem storage ini juga melambat. Jika PC atau server mati total, maka sistem ini pun tidak akan bekerja.

Sistem DAS juga bergantung kepada berapa banyakkah harddisk yang dapat dilayani oleh sistem bus yang ada pada PC tersebut. Penambahan dan pengurangan harddisk akan sangat berpengaruh terhadap performa keseluruhannya, sehingga downtime system storage ini mungkin saja terjadi.

Probabilitas data hilang juga cukup tinggi di dalam sistem DAS karena tidak ada sistem back-up yang pasti, kecuali dari PC yang berada di atasnya. Jika sistem back-up memang diaktifkan pada PC tersebut, maka jadilah backup. Jika tidak, maka data Anda akan berada di ujung tanduk. Performa dalam melakukan back-up juga sangat bergantung kepada PC di atasnya. Interaksi manusia juga masih sangat dibutuhkan di sini. Jika terjadi kelalaian sedikit saja, maka data Anda tidak akan selamat.

Apakah Network Attached Storage (NAS)?
Setelah melihat bagaimana system storage DAS memiliki begitu banyak kelemahan dalam memberikan layanan pada pengguna kelas enterprise, maka solusi untuk kebutuhan tersebut adalah dengan membuat sistem storage yang lebih terbuka untuk umum dan lebih pintar dalam mengatur transaksi data yang keluar-masuk darinya. Untuk kebutuhan itu, sistem storage NAS dan SAN merupakan jawabannya.

Keduanya memiliki persamaan, yaitu dapat melayani penggunanya dengan menggabungkan diri ke dalam jaringan. Semua pengguna yang tergabung dalam jaringan tersebut bisa mengakses sumber datanya jika menggunakan kedua sistem storage ini. Namun, yang membedakan kedua jenis storage sistem ini adalah cara kerjanya.

NAS secara umum dapat diartikan sebagai sekelompok media penyimpanan yang secara langsung terkoneksi ke dalam jaringan lokal (LAN) dengan menggunakan file sistem khusus jaringan seperti NFS dan CIFS. Perbedaan yang mencolok antara NAS dengan SAN adalah NAS melakukan semua transaksi keluar masuk data dalam jaringan pada tingkatan file-level, sedangkan SAN melakukannya pada tingkatan block-level.

Transaksi file-level maksudnya adalah NAS melakukan pembacaan permintaan dan kemudian melakukan transaksi data dalam bentuk file yang sudah jadi dan siap dibaca oleh perangkat komputer yang memintanya. Semua permintaan dan perintah yang berhubungan dengan data di dalamnya diterjemahkan lebih dulu oleh perangkat NAS menjadi sebuah perintah yang menjalankan transaksi dalam tingkatan file level. Setelah perintah diterima perangkat NAS, proses penterjemahan terjadi di dalamnya.

Dari perintah pada tingkat file level diterjemahkan menjadi perintah block level untuk mengakses data di dalam harddisk-nya. Ini berarti penambahan lapisan kerja baru untuk transaksi data ini. Proses penerjemahan ini tentu memakan cukup banyak sumber daya, terutama processor dan waktu proses. Inilah yang merupakan perbedaan utama antara NAS dengan SAN sekaligus menjadi kelemahan untuk NAS. Proses yang dibutuhkannya membuat sumber-sumber daya terpakai maksimal, sehingga proses lain menjadi terganggu. Waktu menunggu pun menjadi lebih lama karena proses penterjemahan membutuhkan waktu yang cukup lama jika dilakukan dengan data yang berukuran besar.

Keuntungan yang Anda dapat dari sistem storage NAS ini adalah kemudahan penggunaannya yang relatif cukup sederhana. Banyak operating system yang sudah mendukung proses komunikasi dengan protokol file sistem NAS seperti misalnya NFS dan CIFS. Sistem operasi Linux dan UNIX telah lama mendukungnya, sedangkan Windows versi terbaru pun juga sudah mendukungnya.

Untuk menggunakan NAS Anda tinggal melakukan pengaturan perangkat NAS, mengoneksikannya ke dalam jaringan LAN, kemudian mengonfigurasi sistem operasi pada PC-PC di dalam LAN tersebut untuk dapat berkomunikasi dengan file sistem NAS. Orientasinya pada file level sangat cocok untuk diterapkan pada jaringan yang heterogen yang terdiri dari bermacam-macam sistem di dalamnya. Implementasi NAS juga tidak membutuhkan banyak perubahan pada desain jaringan yang telah berjalan.